Lalai Kelola Kadar Lipid, Risiko Komplikasi Kardiovaskular Mengintai

Senin, 30 Agustus 2021 - 19:32 WIB
loading...
Lalai Kelola Kadar Lipid,...
Untuk mengetahui profil lipidnya, seseorang harus melakukan tes kolesterol. Foto Ilustrasi/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Pengelolaan dislipidemia menjadi salah satu hal penting yang perlu mendapat perhatian seseorang guna menurunkan risiko komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah ( kardiovaskular ). Pengendalian kadar lipid (lemak) ini berkaitan dengan faktor metabolik yang dapat memicu masalah tersebut seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi. Lalai mengelolanya, maka risiko komplikasi kardiovaskular bisa mengintai.

Menurut Ketua Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM Dr. dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD, KEMD, dislipidemia merupakan kondisi di mana kandungan kadar lemak dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kadar lemak dalam darah ini umumnya terdiri dari trigliserida, kolesterol, low density lipoproteins (LDL) atau kolesterol jahat, dan high density lipoproteins (HDL) alias kolesterol baik.



“Kelainan metabolisme lemak ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan LDL, peningkatan kadar trigliserida, dan penurunan HDL," kata dr. Tri pada seminar media dalam rangka gelaran Jakarta Endocrine Meeting (JEM) ke-17 tahun 2021 beberapa waktu lalu.

Untuk mengetahui profil lipid ini, seseorang harus melakukan tes kolesterol yang meliputi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida. Tes atau pemeriksaan profil lipid secara rutin sangat dianjurkan pada pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, dan aterosklerosis (pengerasan arteri).

Berdasarkan National Cholesterol Education Program Adult Panel III, seseorang dikatakan memiliki kadar lipid abnormal apabila terjadi peningkatan kolesterol total setara atau di atas 240 mg/dl, peningkatan kadar kolesterol LDL setara atau lebih dari 160 mg/dl, kadar kolesterol trigliserida di atas 200 mg/dl, atau rendahnya kadar kolesterol HDL yaitu kurang dari 40 mg/dl.

Di Indonesia sendiri, kata dr. Tri, prevalensi dislipidemia yang didefinisikan sebagai kolesterol total setara atau lebih dari 160 mg/dl adalah 36% dengan rincian 33,1% pada laki-laki dan 38,2% pada perempuan berusia 25 tahun ke atas. Pasien diabetes memiliki peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular 2-4 kali lipat dan peningkatan kematian 1,5-3,6 kali lipat kematian akibat komplikasi penyakit ini.

Sebagian besar penyakit kardiovaskular pada diabetes diakibatkan penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang semakin meningkat setiap tahun.

“Kenaikan kolesterol LDL pada dislipidemia berhubungan langsung dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik. Penyakit kardiovaskular aterosklerotik merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular yang bertanggung jawab atas lebih dari 4 juta
kematian di Eropa setiap tahun,” terang dr. Tri.

Menurut estimasi WHO, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia pada 2016, yakni 35% dari seluruh kematian.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1805 seconds (0.1#10.140)